Selasa, 24 November 2015

Untuk Semua Orang Termasuk Diri Kita

Pilihlah manfaat terbaik dari tulisanmu. Pastikan kamu sudah menggunakan filter untuk tulisanmu. Jangan sampai ada pihak yang dirugikan atas tulisanmu terkhusus untuk tulisan yang dipublikasikan.
Setiap yang kita perbuat akan kita tuai pula akibatnya. Buatlah tulisan yang bermanfaat dan berdasarkan fakta.
 
Seandainya saja itu adalah sebuah motivasi untuk orang lain, jangan sebarkan sebelum hal itu memotivasimu. Jika itu sebuah pembelajaran jangan sampaikan sebelum kamu memahaminya sendiri. Tulisanmu untuk semuanya, tidak berarti semua orang lain saja. Tapi termasuk dirimu sendiri.

Sahabat Bercerita

Saat tidak ada yang cukup baik untuk mendengar cerita kita. Saat seseorang mengabaikan keluh kita. Saat mereka yang kita ajak bicara terlalu sibuk dengan urusan mereka. Saat untaian kisah kita hanya menjadi angin lalu bagi orang lain. Buku dan pena mampu menemani. Seperti apapun masalah yang kita curahkan padanya dia senantiasa menampungnya. Tidak ada keluh darinya. Seburuk apapun hal yang kita alami, dia tidak pernah lelah mendengarnya. Selalu terbuka untuk apapun yang ingin kita sampaikan padanya.
 
Meski tak bersuara. Meski tak menjawab apa yang kita tanyakan setidaknya dia yang sederhana mampu menjadi sahabat yang setia.
 
Terkadang bersuara kepada orang lain tidak cukup baik. Kita harus memilih dengan bijak teman yang akan menjadi konsumen cerita kita. Salah salah kejelekan kita bisa menyebar ke khalayak umum.
 
Begitu juga dengan menulis. Bukan berarti kita bisa sepuasnya mengumbar cerita di media sosial lalu seluruh dunia membacanya. Penulis yang baik tahu yang mana tulisan layak dan patut dibagikan dan yang tidak.

Minggu, 22 November 2015

Mengelola Mood


Apa yang sedang kamu pikirkan? Atau tepatnya apa yang sedang kamu rasakan? Jenuh, kesal, tidak ada ide? Apakah suasana hatimu mendukungmu untuk membuat tulisan? 


Saat kita berperang dengan hati kita sendiri ini adalah hal yang cukup sulit. Senang ataupun sedih akan memengaruhi prilaku kita. Kemauan yang besar bisa seketika menciut jika ada hal yang mengganggu suasana hati kita. Semula begitu damai dan indah bagai taman. Lalu masalah datang memporak-porandakannya. Bisa dipastikan ini akan menurunkan semangat kita.
Tapi tunggu, tidak semudah itu. Hanya tekad yang kokoh menjulang dalam diri lah yang tak akan tergoyahkan. 
Masalah memang akan selalu ada. Namun bukankah kita bisa tumbuh dewasa secara pemikiran dengan munculnya masalah. Ingatlah kembali ikrarmu sebagai penulis. Menulis adalah kebutuhan yang menyenangkan. Jika tidak ada yang mampu kita tuangkan tentang sesuatu diluaar sana. Setidaknya kita bisa mengulas apa yang sedang kita alami dan apa yang sedang kita rasakan.

Saya mengingat sebuah kalimat dalam suatu artikel. Bijaksana adalah saat kita mampu mengendalikan mood kita.

Alasan Terbaik

Hidup ini tidak hanya sekadar tentang melihat dunia lalu menceritakannya. Sesuatu yang membuat sejarah diakui oleh orang-orang dizaman modern adalah karena adanya bukti autentik. Bukti nyata tertulis yang memberikan keterangan lebih jelas. menjabarkan fakta lebih terperinci. Mengupas tuntas hal yang samar dalam cerita lisan.

Setiap penulis memiliki alasan tersendiri terhadap pilihannya ini. Tidak ada yang mampu memberikan motivasi kepada seorang penulis, kecuali atas izin penulis itu sendiri. Semua hal atau semua orang bisa menjadi faktor eksternal tumbuhnya motivasi dalam diri kita. Tapi hanya kita lah yang berkuasa memilih apakah kita mau menerimanya atau tidak.

Alasan terbaik akan datang dari sumber yang baik. Hati nurani. Tentu setiap insan yang bernyawa sejatinya memiliki nurani. Suci dan bersih. Dengarkan nuranimu, tentukan alasan terbaikmu.

Jangan hanya hidup di dunia. Tapi terus hidupkanlah dunia ini. Dia menunggu kontribusi dari kita.