Selasa, 24 November 2015

Sahabat Bercerita

Saat tidak ada yang cukup baik untuk mendengar cerita kita. Saat seseorang mengabaikan keluh kita. Saat mereka yang kita ajak bicara terlalu sibuk dengan urusan mereka. Saat untaian kisah kita hanya menjadi angin lalu bagi orang lain. Buku dan pena mampu menemani. Seperti apapun masalah yang kita curahkan padanya dia senantiasa menampungnya. Tidak ada keluh darinya. Seburuk apapun hal yang kita alami, dia tidak pernah lelah mendengarnya. Selalu terbuka untuk apapun yang ingin kita sampaikan padanya.
 
Meski tak bersuara. Meski tak menjawab apa yang kita tanyakan setidaknya dia yang sederhana mampu menjadi sahabat yang setia.
 
Terkadang bersuara kepada orang lain tidak cukup baik. Kita harus memilih dengan bijak teman yang akan menjadi konsumen cerita kita. Salah salah kejelekan kita bisa menyebar ke khalayak umum.
 
Begitu juga dengan menulis. Bukan berarti kita bisa sepuasnya mengumbar cerita di media sosial lalu seluruh dunia membacanya. Penulis yang baik tahu yang mana tulisan layak dan patut dibagikan dan yang tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar