Selasa, 15 Desember 2015

Cerita yang Hidup Membutuhkan Perasaan

Apa yang terpikir pertama kali ketika akan menulis sebuah cerita? Apa yang paling menjadi sorotan menurutmu? Tokohnya? Konfliknya? Latarnya? atau Endingnya? 
Apapun itu letakkan lebih dulu empatimu terhadap ide ceritamu. Tulisan memang secara harfiah adalah sesuatu yang mati. Namun ketika membacanya buatlah siapapun merasa lebih hidup.

Bagaimana pembaca dapat merinding saat membaca sebuah kutipan kisah? Bagaimana konsumen buku tanpa sadar berlinangan air mata? Bagaimana penikmat buku tersenyum lega dengan kisah yang baru dibaca? Semua berawal dari si penulis yang mampu menikmati penulisan karyanya. Tentu penulis harus lebih dulu menghidupkan perasaannya dalam cerita sebelum akhirnya cerita itu benar-benar hidup dan menghidupkan perasaan orang lain.

Hanyutkan diri sendiri lebih dulu dalam sebuah karya sebelum akhirnya orang lain akan ikut hanyut bahkan tenggelam dalam cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar